Mathe? Das ist eine Katastrophe!

Diberkatilah mereka semua yang memiliki kemampuan otak brilian untuk menghadapi pelajaran Matematika.

Yang mana, gue, tidak termasuk. ARRGGGGGGGH

Berikan gue 75 soal biologi, atau 60 soal bahasa Indonesia dengan artikel soal sepanjang undang-undang, atau, hmm, 45 soal kimia, dan gue akan lebih gembira mengerjakannya ketimbang 30 soal Matematika yang tadi. Hiks hiks :' (

Satu kelemahan gue dalam menghadapi soal Matematika adalah, begitu gue nggak menemukan pilihan jawabannya, gue akan semakin malas menghitung. Apalagi kalau sisa waktu tinggal 15 menit, makin deg-degan, makin lupa semua rumus, dan makin banyak peluang bagi gue untuk menjawab pakai hitungan kancing. Nyontek? Bisa sih. Tapi gue nggak cukup bernyali untuk itu. Entah kenapa gue bisa merasakan mata Ibu/Bapak pengawas mengerling ke sekeliling dengan tajam, dan akan menuding gerakan kepala atau lirikan mata gue sesedikit apapun. Jadi pasrah ah.

Sejujurnya, gue nggak pengen membenci satu subjek krusial itu, secara gue anak IPA dan itu pentinggg...but it's just leave me clueless! Mendingan lah ini, statistika. Coba bab terakhir pas kelas satu dulu, trigonometri. Ngawurnya pol-polan. Ketawa ketawa deh itu yang meriksa lembar jawaban gue. Apalagi kalau yang ngeliat anak-anak OSN Matematika. Haduuh.







Comments

Popular Posts