Kepada: Kamu

Hai. Kita bertemu lagi, setelah sekian hari aku tidak menyapamu dalam dunia pikiranku yang terbatas.


Pikiran yang pernah membuatku jadi pengamat, murni seorang pengamat, yang hanya mampu memandangimu dalam jarak tertentu. Memperhatikan gerik demi gerik. Mendengarkan kata-kata. Menyusun simpulan yang menunggu pembuktian, entah pada siapa, karena kau pun tak pernah tahu.

Harus kukatakan kalau aku mengagumimu. Sorot mata dan caramu berkisah. Kamu yang selalu memilih untuk tegak. Jurang atau tebing, gunung atau laut, kau akan tetap dengan langkahmu, ransel di satu bahu, menggumam lelagu pendek-pendek, mencapai tujuan. Ah, lelaki. Gadis-gadis boleh tergila-gila pada potongan kaukasian atau Korea, tapi kamulah yang membuatku jatuh hati. 

Namun, kusimpan rapat rasa itu, kuanggap mengenalmu adalah satu masa yang cukup jadi kenangan. Kita akan tumbuh dan menempuh jalan berbeda, tanpa bersua lagi. Jadilah kalimat demi kalimat terketik pada dokumen maya, sekedar merekam jejak, yang barangkali kelak kubaca sambil tertawa-tawa, tanpa prasangka, tersebar di antara sejuta kenangan lain. Namun aku ingin kau tahu, bahwa aku menuliskannya dengan memikirkanmu.

Isyarat demi isyarat terketik, senda gurau kita yang hanya akan menjadi sebatas canda... kalau saja hari itu tidak tiba:

Hari ketika aku terbangun dari tidur dan mendapati bahwa kau telah berada di sisiku. 

Kemudian bergulirlah hari-hari kita. Indah, meski tak selalu mudah. Suara-suara yang berdatangan dari kanan-kiri membuat resah. Tapi kita bertahan, menjaga api kecil kita menyala hangat kala gelap menjelang. Menyusuri setapak, berbagi kendali. Saling mengisi kosong.

Nanti, bila ada yang loncat dari sesemakan dan berbisik buruk padamu tentang aku, jangan dulu percaya. Pegang tanganku, maka kau akan tahu. Aku tak akan beranjak pergi.

Kuberikan hatiku padamu dan jagalah baik-baik.

Sebab takkan kulakukan dua kali. Sebab kamulah yang kuharap hingga waktu berjalan lupa arah, membuat kecambah kecil ini, tumbuh dan berbuah. 

Kita bertemu lagi, dalam pikiranku yang serba terbatas.

Tapi hidup ini, takkan kita tahu di mana berbatas sebelum kita sampai di sana.

Kita awali dengan langkah,
..dalam doa.


...

...




"Karena aku sayang kamu, lebih dari yang kutahu."





Comments

Popular Posts