Ada Apa dengan Cinta

Saya yakin, setiap orang memiliki kisah Rangga dan Cinta dengan versi dan jumlah tersendiri. Satu, dua, tiga, mungkin sepuluh. Setiap kisah barangkali berkesan, atau tidak sama sekali.

Saya terkadang melamunkan kisah cinta saya sendiri. Saya tahu betul saya jatuh cinta setiap kali itu terjadi. Tidak ada ketertarikan yang dipaksakan, atau ikatan yang disandiwarakan. Tidak pernah ada alasan khusus selain kecocokan kepribadian itu sendiri.

Even since I was young, I took everything to the next level, and this was when problem usually started to happen. Belum tentu setiap orang dapat memahami gerak-gerik dan pikiran saya. Betapa saya telah menimbang, menguji, dan memutuskan mengambil resiko atas diri saya sendiri. Betapa bagi saya, selalu ada alasan yang cukup penting untuk dipertaruhkan pada setiap langkah yang saya pilih. Betapa bagi saya, rasa sakit hati tidak pernah sejalan dengan pertimbangan yang saya buat.

I could have a broken heart and simply start a new life. Bukan berarti saya sudah move on. Tetapi pergerakan hidup saya tidak akan bisa dikalahkan oleh perjalanan hati. Pertaruhan dan percaturan sepanjang hidup saya seringkali hanya menjadi petak-petak kecil yang tak seorang pun mau menyentuhnya bahkan ketika mereka telah diundang secara khusus.

Pada akhirnya, sayalah yang mengalah. Jauh di dalam hati saya adalah seorang yang mungkin masih amat konvensional. Ya, saya tidak peduli keperempuanan saya ketika saya ingin bergerak maju. Saya bosan dengan tatanan etika "hormat sesuai umur" yang masih disanjung-puja. Saya senang memimpin ketika kapabilitas saya memang sesuai untuk melakukan hal itu. Tetapi saya tetaplah perempuan yang menyenangi laki-laki cerdas dan teguh. Jauh lebih cerdas. Jauh lebih teguh. Memandang lebih jauh dari cakrawala saya. Bermain lebih lihai dibandingkan saya. Menghargai hal kecil tanpa melepaskan hal yang besar. Menjejak ke bumi dan menentramkan langit.

Hidup saya tidak akan pernah mudah sebab saya tidak pernah meminta Tuhan untuk menjadikannya mudah. Sebab saya ingin terus belajar. Saya ingin terus bergerak. Saya hanya memohon agar saya tetap mampu. 

Mampukan saya, dan pertemukan saya dengan orang yang mau menjadi mampu.

Akan ada saatnya kita beristirahat dan memiliki waktu untuk mengenang yang silam, tanpa perlu mengkhawatirkan masa depan. Sebab hidup ini hanya sebentar!

Cinta akan tetap cinta meski kisahnya telah usang. Bukan berarti cinta-cinta tersebut tidak benar, tidak berarti, atau konyol belaka. Jangan pernah meremehkan kesungguhan sebab kita dapat menilainya dari detik pertama kesungguhan terucap.

Tetapi salah satu bagian dari kedewasaan, adalah kemampuan untuk memilih dan berkomitmen terhadap pilihan tanpa membohongi diri sendiri.

Saya telah memilih. Dengan hati saya sendiri. Tidak ada seorang pun yang dapat mengubahnya kecuali hati saya telah berubah.

Cinta yang abadi adalah cinta yang selalu berubah. Sebab perubahan adalah keniscayaan; kita selalu berubah, dan saling mencintai.

Komitmenku padamu, di sisi lain, adalah pasti.

Ada apa dengan cinta... .

Comments

Popular Posts