Hot Fuzz ~ The Review


Judul : Hot Fuzz
Sutradara : Edgar Wright
Penulis Skenario : Edgar Wright, Simon Pegg
Produser : Nira Park, Tim Bevan, Eric Fellner
Editor : Chris Dickens
Penata Musik : David Arnold
Genre : Action Thriller
Rating : Remaja


Saya pertama kali menonton film ini pukul 23.00 di suatu hari libur, saat sudah setengah mengantuk, tapi malas tidur. Kesan dalam 10 menit pertama : "...film apaan nih? Awas aja kalo ngebosenin..."
Tapi sebagai orang yang menyukai film, tidak baik jika saya men-judge sebuah film sebelum tamat, maka saya terus menyaksikannya--dan ternyata, tidak sia-sia saya menonton.

Film Inggris bertema polisi ini dibuka dengan plot yang--tadinya, terlihat--sederhana, resume singkat riwayat Nicholas Angel (Simon Pegg) dan hidupnya yang sempurna sebagai seorang polisi: kemampuan mengagumkan, kecerdasan sempurna, teknik penyerangan dan pertahanan terbaik, catatan tanpa cacat--tapi pekerjaanya yang sempurna membuat sesama polisi di kotanya terlihat tidak berprestasi, pacarnya merasa ditinggalkan, dan akhirnya kariernya berakhir di sebuah kereta yang membawanya menuju Sanford, sebuah desa kecil tanpa catatan kejahatan, didepak rekan-rekannya setelah dipromosikan sebagai sersan, hanya berteman sepot tanaman.
Desa Sanford sepintas tampak damai; tidak ada catatan kejahatan selama selama beberapa belas tahun, penduduk pada umumnya adalah pasangan lanjut usia dan anak-anak, namun sejak awal kedatangannya Nicholas sudah merasakan sesuatu yang aneh: aparat polisinya tampak santai, sama sekali tidak sigap bahkan ketika terjadi hal-hal yang menurut Nicholas adalah pelanggaran ketertiban yang gawat. Ia bahkan dicap gila saat menjalankan tugas sebagaimana mestinya--dan mendadak pembunuhan demi pembunuhan sadis terjadi dengan alasan yang terasa mustahil untuk naluri tajam seorang Nicholas Angel, tapi tak seorang pun mau mempercayainya, sampai suatu malam ia menemukan kenyataan mengerikan yang telah membangun desa itu selama bertahun-tahun...


Dilihat dari alur ceritanya, sebenarnya tidak begitu kompleks, namun mengalir, dengan peningkatan emosi yang stabil, dan misteri yang terbungkus rapi, memelihara rasa penasaran untuk tetap menonton tanpa keyakinan memutuskan tebakan mana yang benar soal ending cerita. Meskipun pikiran logis Anda mungkin tergugah saat misterinya terungkap, yang mungkin sulit dibayangkan untuk jadi alasan kuat terjadinya banyak hal dalam film itu (kecuali semua orang di desa itu memiliki otak yang berjalan sama persis, hehe), juga adegan polisi berkuda yang sepertinya cukup garing, tetap saja, penyelesaian untuk misteri itu menunjukkan beberapa premis berharga: jangan pernah menyerah pada hidup, meskipun seringkali hidup berisi hal-hal paling menyulitkan, jangan juga terlalu terobsesi untuk sesuatu dalam hidup, karena segala hal bisa terjadi dan memaksanya untuk berjalan sesuai yang kita inginkan hanya akan merusak keindahannya.

Secara teknis, film ini diambil dengan sudut, movement, dan shot seperti layaknya film-film Inggris: bersih, teliti, enak dilihat, walaupun mungkin terkesan kaku, terutama pada cutting adegannya, namun pada beberapa bagian, terutama adegan-adegan cepat, gaya ini terasa nyaman dan elegan saat dilihat.
Setiap penataan setting dari film ini juga lumayan, cukup menunjang feel dari keterasingan dan kesunyian dari Sanford, juga pada adegan-adegan aksi, teror, dan pembunuhannya (WARNING: some scene is very graphic, so, for any of you who doesn't like too much bloody bodies...beware, hahaha). Satu hal lagi yang menarik adalah cara mereka menata dialog: kadang cerdas, kadang sangat bodoh, tapi lucu dan menggigit.

Overall, a nice film to try if you want something funny with a little terrorizing suprise.

Comments

Popular Posts