3 Idiots ~ The Review

Judul : 3 Idiots
Sutradara : Rajkumar Hirani
Penulis Skenario : Chetan Bhagat
Produser : Vidhu Vinod Chopra
Editor : Rajkumar Hirani
Penata Musik : Shantanu Moitra
Genre : Drama
Rating : PG-13
...hati manusia adalah bagian termudah untuk dibodohi, tapi kita membutuhkan kekuatannya untuk bisa bertahan, maka kalau kita merasa takut, katakan pada hati kita, 'All is well'.
Secara garis besar, kalimat itulah yang mungkin dapat merepresentasikan semangat dari isi dan alur cerita dalam film ini: putuskan apa yang hati kita cintai, lakukan yang terbaik, dan teruslah bertahan apapun yang terjadi, karena saat kita melakukan hal terbaik, kesuksesan akan selalu mengikuti kita.
Tapi, dengan potret latar belakang kebudayaan serta fakta dalam kehidupan sosial di India, cerita yang berkembang tanpa keluar jalur, serta unsur-unsur konflik yang beragam--persahabatan, cinta, penghargaan, pembuktian diri, kesedihan, keputus-asaan, hubungan orangtua dan anak--yang dikemas dengan titik-titik klimaks tepat serta humor dan dialog menarik, film drama ini membuktikan bahwa India tidak hanya bisa membuat film dengan tangis air mata kasih tak sampai dan 'tarian-di-tiang'.


Dimulai dengan keantusiasan dua pria di masa kini, Farhan dan Raju, untuk bertemu dengan sahabat lama mereka, Rancho, yang telah disumpah secara sepihak oleh Chatur Ramalingam, teman semasa kuliah mereka, untuk membuktikan diri tentang siapa yang lebih sukses sepuluh tahun setelah lulus kuliah. Sahabat yang mereka tunggu-tunggu tidak datang, hingga mereka memutuskan untuk mendatangi tempat Rancho dan dari perjalanan inilah film mulai bergulir.

Sudut pandang penutur cerita dalam film ini adalah Farhan Qureshi, seorang pemuda yang bercita-cita menjadi fotografer alam liar, tetapi diharuskan menjadi seorang insinyur oleh ayahnya agar 'mendapat kehidupan yang lebih baik.' Ia berhasil memasuki institut teknik paling terkemuka di India dan hampir kehilangan harapan tentang hidup yang menyenangkan seandainya ia dan seorang teman sekamarnya, Raju Rastogi, yang berasal dari keluarga miskin, bertemu dengan seorang anak aneh yang sukses terhindar perploncoan setelah membuat seorang senior tersetrum air kencingnya sendiri: Ranchoddas Shamaldas Chanchad.
Rancho, yang dalam formulir mahasiswa diketahui berasal dari keluarga kaya raya, dicap aneh oleh teman-teman dan para dosennya: ia mempelajari teknik secara praktikal, memangkas definisi-definisi panjang lebar yang dirasa tak penting, mempertanyakan hal-hal yang sulit dijawab, bahkan memprotes sistem sekolah pada Profesor Viru Sastrabuddhe, pimpinan institutnya, setelah sang profesor menolak perpanjangan waktu kelulusan bagi Joy Lobo, mahasiswa kreatif yang dianggap sama anehnya, yang akhirnya gantung diri akibat putus asa.
Sang profesor, yang tidak pernah mau dianggap kalah dan sangat sentimen terhadap murid-murid yang terkesan menurunkan nilai integritasnya, begitu benci pada Rancho dan kedua sahabatnya, yang dicap abadi sebagai 'idiot', sehingga ia melakukan segala cara untuk membuat ketiga anak itu berhenti berulah dan menurut pada sistem, namun Rancho sangat cerdik, hingga terjadi hal-hal seru dan lucu yang dilakukan Rancho untuk menunjukkan pada teman-teman juga profesornya, bahwa seorang insinyur, seharusnya mempelajari teknik dengan kecintaan dan keinginan untuk menciptakan sesuatu yang inovatif, bukannya menghafal mati definisi dalam buku untuk kemudian lulus dan bekerja sebagai bankir di bank Amerika. Pada akhirnya, diam-diam, Rancho dan putri ViruS, Pia, saling jatuh cinta, meskipun hubungan mereka tidak pernah beranjak kemana-mana.
Kembali ke masa kini saat Farhan, Raju, dan Chatur mengadakan perjalanan untuk mencari Rancho. Mereka menemukan alamat Rancho dengan mudah, namun sebuah kenyataan membingungkan mengejutkan mereka, hingga mereka mengetahui asal usul Rancho sebenarnya, dan membawa mereka menuju perjalanan yang lebih panjang ...


Meskipun makna yang diangkat dalam film ini bukan tema yang ringan, saya sendiri tidak bisa berhenti tertawa sepanjang film. Unsur emosi dalam film ini juga tidak terasa berlebihan, entah yang tragis, sedih, atau bahagia. Walaupun, ya, seperti semua film India yang memasukkan unsur tari, scene tarian-tarian yang ada dalam film ini tetap terkesan 'muda' dan lucu dilihat. Secara teknis, memang tidak banyak berbeda dengan film-film drama umumnya, tapi efek suara yang disajikan menarik, menambah poin untuk pengeksekusian adegan. Walaupun ada beberapa adegan yang agak ganjil, terutama pada adegan kelahiran bayi di kampus, mungkin masih bisa dimaafkan secara keseluruhan.

Durasi film ini cukup panjang, hampir mencapai tiga jam, dan setiap plotnya sarat dengan premis sampai saya lupa-lupa ingat apa saja premisnya, hehe. Tapi tentu saja, film ini mengajak kita untuk tidak hanya mengenal potensi diri dan mengembangkannya sesuai dengan karakter kita, tapi juga lebih mengenal karakter orang lain, pantang menyerah, selalu bersikap jujur dan apa-adanya, dan percaya diri.

Satu saran untuk yang belum menonton film ini: "Kereeeeen, tonton deh!" : D






Comments

Popular Posts