Selaras

Kita, adalah langkah kaki yang pulang sore-sore sambil tebak-tebak isi dompet. Belanja dengan tingkat ketelitian satu rupiah. Berdebat tentang hal-hal tak penting, lalu ngambek berkepanjangan. Tetapi bukankah di dalam hati kita selalu sayang satu sama lain?

Pertemuan adalah sebuah kebetulan. Jika keadaan menuntut perubahan rencana, niscaya kita takkan pernah bertemu, kenal satu sama lain, dan memiliki kesempatan untuk akrab. Mari kita hitung berapa ratus menit yang telah kita habiskan sekedar untuk tertawa-tawa, numpang menginap, nonton film, masak bersama, dan guling-guling sambil bergosip. Betapa kita tidak lepas dari membicarakan satu sama lain, mengritik dan menertawakan persona masing-masing. Tetapi bukankah terlepas dari apapun, kita selalu saling merindu?

Setidaknya, akulah yang rindu.

Aku rindu malam-malam menakutkan ketika tembok dan plafon berkeriyut tanpa tahu dibuat gaduh oleh siapa. Aku rindu pada kita yang selalu tahu kapan dan siapa yang pulang dan pergi. Aku rindu pada cinta kita yang sama sekali tidak romantis, pada perbedaan-perbedaan kita, pada kealpaan dan kebijaksanaan yang bisa jadi muncul.

Sejak dulu kita memiliki jalan berbeda, dan kurasa hingga nanti pun akan begitu. Kadang aku merasa bersalah untuk tidak meluangkan cukup banyak waktu. Aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya ada di benak kalian tentang diriku. Tetapi aku yakin, sekarang atau nanti, kita akan selalu selaras.

Tahukah kalian bahwa perubahan adalah sesuatu yang sangat menyenangkan, sekaligus menyakitkan? Satu hari aku bersama kalian untuk esoknya sibuk mengepak ulang barang-barang di kamar lamaku, di rumah. Aku termenung menatapi pemberian kalian. Aku tidak bisa lagi terbangun oleh suara biola, atau bersantai siang-siang menunggu teman sebelah kamar pulang kuliah. Aku tidak bisa lagi lari ke kamar lain saat sedang tak ingin tidur sendiri, dan tak bisa minta ditemani keluar saat sedang suntuk di kamar. Betapa sepinya.
 
Kesibukan datang bertubi-tubi hingga kesepian ini tidak terasa, Sayang, dan kita semua lelah. Atau lebih tepatnya: aku yang lelah. Aku ingin rehat sejenak dan bersantai, menata isi kepala dan hatiku. Ah, hidup! Seringkali kita dipaksa berdamai dan bersiap dengannya. Beruntunglah mereka yang ritme hidupnya mengalir, damai, dan hanya sesekali beriak. 

Sampailah kita sekarang di setapak masing-masing. Apa gerangan kabar? Bahkan hingga kini masih ada janji-janji yang belum kutepati pada kalian. Maafkan aku. Biar kuberitahu: kalian adalah alasan penting yang membuatku bangun dan bergerak di pagi hari, sekeras apapun, sesulit apapun. Kalian adalah bagian yang membuatku mengerti bahwa aku tidak akan pernah sendirian berjuang. Kalian adalah memori yang mampu menghadirkan tawa ketika aku gagal menemukannya.

Karena aku dan kalian, adalah selaras. Izinkan aku ucapkan: terima kasih!

Mari berjumpa kembali pada kesempatan berikutnya. Berjanjilah padaku bahwa kalian akan taklukkan hidup dan tetap pada pendirian yang sama.

Jiwa yang sama. Cinta yang sama.

I'll see you around, soon.

Comments

Popular Posts