Teluk Brumbun
Saya rindu Teluk Brumbun dan pesona savananya yang misterius.
Mataharinya terik, debur ombaknya menciutkan hati, rerumputannya setajam silet, tapi ada ketenangan pada gemerisik angin di antara batang-batang lantananya.
Pada ranting-ranting yang meranggas.
Pada pekik elang di atas kepala.
Cakrawala tampak tak berbatas, dan dunia begitu cantik, apa adanya.
Menantang keingintahuan. Membelai jiwa yang ingin selalu pulang.
...
Seperti hati milikku, yang selalu pulang pada hatimu.
Saya memang rindu Teluk Brumbun.
Tetapi, saya akan terus-menerus merindukanmu...,
meski senja berganti pagi
dalam kidung yang tak terucap.
Mataharinya terik, debur ombaknya menciutkan hati, rerumputannya setajam silet, tapi ada ketenangan pada gemerisik angin di antara batang-batang lantananya.
Pada ranting-ranting yang meranggas.
Pada pekik elang di atas kepala.
Cakrawala tampak tak berbatas, dan dunia begitu cantik, apa adanya.
Menantang keingintahuan. Membelai jiwa yang ingin selalu pulang.
P. Menjangan, dikejauhan |
Mencari sekedar bayang pepohonan untuk berteduh |
Menurut Pak Putu Yasa, latar belakang tersebut adalah G. Baluran |
...
Seperti hati milikku, yang selalu pulang pada hatimu.
Saya memang rindu Teluk Brumbun.
Tetapi, saya akan terus-menerus merindukanmu...,
meski senja berganti pagi
dalam kidung yang tak terucap.
Comments
Post a Comment