Rasa

Lagi-lagi, awan tampak mendung. Sebentar cerah sebentar hujan, tapi mengapa akhir-akhir ini langit Jakarta dan sekitarnya terlihat lebih cantik dari biasanya?

Kita berjalan bersisian sepanjang trotoar, satu lenganmu di bahuku. Membicarakan berbagai hal secara acak. Bercanda dan tertawa layaknya anak-anak. Menyusun rencana selangkah demi selangkah. Saling tersipu saat mata kita bertemu. Membuatku bergumam dalam hati, jadi beginikah rasanya?

Rasa ketika semua mengalir dengan sendirinya tanpa pernah jengah. Ketika aku bebas menjadi aku sebebas kamu menjadi kamu, dan kita menyatu, begitu saja.

Hubungan ini, seperti katamu, memang baru sekecambah.

Tapi rasa ini cepat mengakar.

Dan aku suka memandangi wajahmu, menelusuri matamu, dengan kesungguhan yang kulihat di sana.

Kesungguhan yang seperti berkata, 
"Mungkin, hanya ini yang aku punya...tapi semuanya aku tujukan hanya untukmu."

Kurasa aku sudah lelah dengan drama percintaan. Lelah dengan penantian. Hanya seorang yang mencintaiku, hanya aku, apa adanya, itu saja yang kumau.

Seorang yang akan menegakkan hatinya untukku, bahkan ketika tidak ada lagi seorang pun yang mau melakukannya untukku.

Kamu. 

...dan segala yang ada padamu. 

Potongan-potongan yang terangkai jadi satu gambar indah: seperti cantiknya langit hari ini.



Ketika rasa, menjelma kasih,

yang menjaga nyala api kecil ini dari tiupan padam, 

...as a sweet lullaby in the end of the day. :)












Comments

Popular Posts